MASA BRBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN TINGKAT LANJUT ATAU MASA BERCOCOK TANAM
MASA BERBURUDAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGGKAT LANJUT
Masa ini, disebut juga tradisi mesolitik atau zama
pasca prestosen, belangsung sekital 10.000 tahun yang lalu. Pelalatan yang
digunakan kepeluan hidup merupakan kelajuan tradisi alat-alat dan batu dan
tulang pada masa sebelumnya.
Pada
masa ini dikenal dan berkembang 3 tradisi pokok pembuatan alat dindonesia
yakni:
ü Tradisi
terpilih bilah, digunakan sebagai pisau, pengarut, alat tusuk, dan mata panah
bergigi.
ü Trasisi
alat tulang
ü Tradisi
kapak genggam sumatera (sumaterohit)
Penyebarannya meliputi sumatera, jawa, sualawisi,
bali,kepulauan nusa tenggara timur, kepulauan Maluku, dan papua. Factor alam seperti iklim kesuburan tanah,
dan keberadaan binatang buruan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Pada masa
ini iklim daerah tropis diindonesia telah menunjukan persamaan dan iklim yang
terjadi pada masa sekarang. Telah dikenal pula cara bercocok tanam dalam bentuk
pertanian sederhana seperti beladang dengan terlebih dahulu membakar hutan
untuk menanam tanaman jenis kacang-kacangan, umbi-umbian, mentimun, juawut,
padi dan sebagainya. Mereka juga menunjukan keinginan untuk bertempat tinggal
secara tidak tetap yakni ditepi pantai dan didalam gua-gua alam seperti gua
sekarang dan ceruk yang tidak jauh dari sumber air sudah atau dekat sungai
selama kehidupan gua tersebut. Selama mengerjakan alat-alat yang dipelukan
untuk berburu dan lainnya mereka juga melukisan suatu didinding gua yang
mengambarkan suatu pengalaman berjuang dan harapan hidup lukisan
tersebutdibuat dengan cara mengores atau
membuat cap-cap tangan sebagai symbol yang mengandung arti kekuatan atau
peindungdari roh jahat, dan kemudian member warna dengan cara menabur atau
menyiran hasil lukisan tersebut dengan berbagai warna seperti merah, hitam,
kuning, dan putih.
Masa tanam
atau di sebutjuga tradisi neolitikadalah suatu masa yang sangat penting dalam
sejarah perkembangan dan peradaban nasional. Beberapa penemuan baru berupa
penguasa sumber-sumber alam menghasilkan kebutuhan pokok seperti membuat lading
dengan cara membuka hutan untuk pertaniaan dan
memerihara ternak mulai ada tanda-tanda hidup menetap disuatu
perkampungan tersendiri atas tempat tinggal yang sederhana dan didiami secara
berkelompok oleh beberapa keluarga. Pada umumnya mereka mendiami tempat-tempat
terbuka yang dekat dengan air seperti pingir sungai, tepian danau, dan daerah
pantai. Adapula yang tinggal ditempat tinggi dan bukit kecil serta dikelilingi
sungai atau jurang, dengan tujuan untuk melindungi diri dari serangan musuh
atau gangguan binatang buas.
Bentuk rumah
padah tinggkat permulaan agak kecil, berbentu kebulat-bulat dengan atap yang
dibuat dari daun dan langsung menempel Ketanah, kemudian berkembang kepada
bentuk yang lebih besar dengan bangunan bertiang dimaksudkan untuk menghindari
diri bahaya banjir dan binatang buas, dalan bangunan rumah tersebut biasa-biasa
menampung keluarga beberapa keluarga inti.
Pada masa ini telah muncul bentuk perdagangan atau
dengan system barterberupa hasil
bercocok tanam atau kerajinan tangan seperti gerabah dan perhiasan. Perahu
bercadik atau rakit merupakan sarana lalu lintas sungai yang sangat penting.
Selain untuk kepeluan perdagangan juga juga digunakan untuk kunjungan antara
dalam usaha penyebaran kebudayaan.
Berkembang pula kemaheran mengupam (mengasah)
alat-alat batu seperti beliung dan kapak perlalatan tersebut ditemukan terbesar
hamper diseluruh kepula Indonesia terutama indonesia bagian barat. Dikalimantan barat, yakni disitus naga baling
Kapuas hulu ,ditemukan jenis-jenis kapak dan beliung. Selain itu mulai dikenal
pembuatan kerabah, alat-alat opsidian (terbuat dari batu kecubung), dan mata
panah, serta benda-benda lainnya seperti alat pemukulan kulit kayu dan
perhiasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar